Search This Blog

Monday, August 20, 2012

KAPITALISME



A.    Pendahuluan

Perkembangan peradaban manusia senantiasa diiringi dengan adanyaperkembangan dalam pemikiran dan perkembangan tentang bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin maju tingkat peradaban manusia, maka akan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Dengan adanya kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh manusia inilah, muncul gagasan-gagasan baru yang berisi tentang bagaimana upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu paham yang kemudian bekembang luasdalam peradaban manusia tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya adalah kapitalisme. Istilah kapitalisme pertama kali dipekenalkan oleh Louis Blanck (1811-1882). Kapitalisme merupakan satu Revolusi yang bersifat Fundamental dalam perkembangan masyarakat modern. Bersamaan dengan itu, kapitalisme kemudian berkembang menjadi sistem ekonomi yang paling menonjol didunia. Bersama dengan Imperialisme, Kapitalisme mampu membentuk ekonomi dunia (Abdul Syukur [ed], 2005: 90).Dalam perkembangannya, kapitalisme mampu menjelma menjadi satupola pikir global yang dianut oleh sebagian besar negara yang ada di dunia.Sistem ekonomi dari banyak negara yang dikategorikan sebagai negara maju,sebagian menggunakan kapitalisme. Pendapat bahwa kapitalisme menjadi satu ideologi yang telah benar-benar mengglobal didukung dengan adanya tesis yang diungkapkan oleh Francis Fukuyama (1992) dalam bukunya yangberjudul TheEnd of History and The Last Manyang menyatakan bahwa akhir dari perjalanan sejarah adalah ketika telah berakhirnya persaingan antar ideologi dunia dengan kemenangan akhir pada demokrasi liberal yang didukung oleh kapitalisme global. Walaupun anggapan ini masih kontroversial, paling tidak Fukuyama telah memberikan satu pendapat yangbersifat ramalan tentang begitu kuatnya pengaruh kapitalisme dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Dari pemikiran di atas, tulisan singkat inimencoba mengulas tentang kapitalisme ditinjau dari sejarah, perkembangan,serta pengaruhnya terhadap masyarakat.


B.     Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

C.     Kaum Klasik Kapitalis
Pemerintah mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad namun kemudian malah memunculkan ketimpangan ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis, yang pada era sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi perdagangan yang didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme, seharusnya mulai melakukan perdagangan dan produksi guna menunjang pola kehidupan masyarakat. Beberapa ahli ini antara lain:
Adam Smith adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.

D.    Definisi Kapitalisme
Kapitalisme secara etimologis berasal dari Bahasa Latin,caput , yangartinya kepala, kehidupan, dan kesejahteraan. Makna modal dalamcapitalkemudian diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan maknakesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasikeuntungan yang diperoleh setiap transaksi ekonomi. Sehingga, interpretasiawal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisamemenuhi kebutuhan. Dalam definisi ini kapitalisme memiliki definisi yangkonstruktif-humanis karena setiap orang pasti memiliki keinginan dasar untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam hidup sehari-hari.Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu ideologi yang mengagungkankapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil masyarakat sebagai alatpenggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan kapital perorangan atau kepemilikan capital oleh sekelompok kecil masyarakat adalah dewa di atas segala dewa, artinya semua yang ada di dunia ini harus dijadikan kapitalperorangan atau kelompok kecil orang untuk memperoleh keuntungan melaluisistem kerja upahan, di mana kaum perkerja (buruh) sebagai produsen ditindas, diperas dan dihisap oleh kaum kapitalis (Arif Purnomo, 2007: 28).Kapitalisme merupakan sebuah paham ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan sebesar-besarnya keuntungan dan modal (kapital). Kapitalismedapat pula diartikan sebagai susunan ekonomi yang berpusat pada keuntunganperseorangan. Pada paham kapitalisme uang atau modal memegang peran penting dalam pelaksanaan politik atau kebijakan kapitalisme.Kapitalisme tidak memiliki suatu Definisi Universal yang bisa diterima secara luas. Secara umum, Definisi Kapitalisme merujuk pada satu atau beberapa hal berikut :
Sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa padamasa abad XVI hingga abad XIX yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa, di mana sekelompok individu maupun kelompok dapatbertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupunmelakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah dan enaga manusia, pada sebuah pasar bebas dimana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan dimana statusnya dilindungi oleh negara melaluihak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telahdisusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal;
-          Teori yang saling bersaing yang berkembang padaabad XIX dalam konteksRevolusi Industri,danabadXX dalam konteks Perang Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal,  untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik dan pasaran;
-          Suatu keyakinan mengenai keuntungan dari menjalankan hal-halsemacam itu (Sutarjo Adisusilo, 1994).Kapitalisme walaupun tidak memiliki definisi yang universal, dalamperkembangan selanjutnya, terutama dalam era revolusi industri yang munculpada abad XIX dan perang dunia II pada abad XX, diartikan sebagai pahamyang mau melihat serta memahami proses pengambilan dan pengumpulanmodal balik, yang diperoleh dari setiap transaksi komoditas ekonomi. Padasaat itulah kapitalisme tidak hanya sebagai ideologi teoretis, tetapi jugasebagai paham yang mempengaruhi perilaku ekonomi manusia.Ruth Mc Vey (1998) mendefinisikan konsep kapitalisme sebagai sebuahsistem yang menggunakan alat-alat produksi berada di tangan sektor swastauntuk menciptakan laba dan sebagian besar dari laba itu ditanamkan kembaliguna memperbesar kemampuan menghasilkan laba. Quesnay dan Adam Smithdalam Donny Gahral Adian (2005: 69-70) menyatakan bahwa kapitalismeadalah paham yang membebaskan manusia untuk berekonomi secara bebasdan mengejar laba bebas dari tekanan agama maupun negara. Sementara itu,Karl Marx mendefinisikan kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang berprinsipkan hak milik pribadi dan kompetisi bebas (Donny Gahral Adian,2005:6).
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli,kapitalisme memiliki beberapa ciri, yakni;
Sebagian besar sarana produksidan distribusi dimiliki oleh individu (individual ownership), barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif, modal kapitalis (baik uang maupun kekayan lain) diinvestasikan ke dalamberbagai usaha untuk menghasilkan laba (Ebenstein dan Fogelman, 1987).

E.      Kemunculan Dan Perkembangan Kapitalisme
Kemunculan kapitalisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaknifaktor budaya dan faktor struktural (Wasino, 2007: 3-4). Teori tentang budayasebagai faktor yang mendorong munculnya kapitalisme ini dikemukakan olehMax Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism”.Weber menyatakan bahwa kapitalisme yang ada di Eropa dan di Amerikabersumber pada nilai-nilai Protestan. Lebih jauh lagi ke belakang hal inidisebabkan adanya gerakan individualisme, sehingga menimbulkan adanyareformasi (Ebenstein dan Folegeman, 1987:148). Berkaitan dengan nilai-nilaiProtestan sebagai pendorong munculnya kapitalisme, Weber menjelaskanbahwa dalam ajaran Protestanisme tidak dianjurkan bagi orang-orang berimanuntuk melupakan duniawi dan mengasingkan diri dalam biara atauberkonsentrasi pada kegiatan meditasi atau berdoa serta aktivitas untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian seperti yang banyak dilakukan olehajaran Katolik, tetapi dalam hidup di dunia ini harus dilakukan dengan kerjakeras dan ketekunan. Faktor pendorong dari ajaran Protestan ini terhadapperkembangan kapitalisme didukung dengan adanya ajaran dari Luther yangmengubah arti dari pekerjaan dari yang bersifat keagamaan menjadi keduniawian, dan ajaran dari Calvin tentang “suratan nasib ganda”.Faktor lain selain faktor budaya yang mendorong terjadinya kapitalimea dalah faktor struktural. Konsep ini didukung oleh pemikiran dari Karl Marxyang menyatakan bahwa faktor struktural adalah terjadinya suatu perubahancara produksi dari masyarakat feodal ke masyarakat kapitalis. Perubahan ini seperti diungkapkan Tom Bottomore dalamTheories of Capitalism,berlangsung dalam waktu yang cukup panjang yang diawali dengan;
-          Meningkatnya ketersingan produsen kecil dari produksinya,
-          Tumbuhnya kota-kota,
-          Tansformasi petani menjadi buruh,
-          Munculnya proletariat perkotaan,
-          Perluasan melalui laut yang berakibat perluasan kapital secaracepat (Arif Purnomo, 2007:35).
Dalam perubahan struktural cara produksi masyarakat itu yangterpenting bagi tumbuhnya kapital menurut Anthony Giddens seperti dikutipPurnomo (2007) adalah faktor akumulasi. Akumulasi ini merupakan suatuproduksi kapitalis yang dibangun sebagai konsekuensi akibat kemajuanteknologi, kompetisi diantara pada kapitalis secara individual, dimanaperistiwa ini mendorong untuk menabung dan berinvestasi.Berkembangnya kapitalisme tidak lepas dari adanya pandangan daritokoh-tokoh adam Smith, Keynes, Rostow, dan sebagainya. Adam Smith yangdikenal sebagai bapak ideologi kapitalisme mengemukakan teori TheWealthof Nationsyaitu kemakmuran bangsa-bangsa akan tercapainya melaluiekonomi persaingan bebas, artinya ekonomi tanpa campur tangan negara.Menurut Adam Smith, kapialisme merupakan paham yang membebaskanmanusia untuk berekonomi secara bebas dan mengejar laba bebas dari tekananagama dan negara. Prinsip yang menancap kuat pada waktu itu adalahlaissez faire, yaitu sebuah prinsip yang melarang otoritas eksternal untuk turutcampur dalam masalah ekonomi. Smith berkeyakinan bahwa apabila manusiadibebaskan untuk mengejar profit, maka akan ada kompetisi, dan melaluikompetisi inilah stabilitas masyarakat akan terjaga (seolah-olah ada tanganyang tak kelihatan yang mengatur masyarakat di luar pengatahuan pelaku-pelaku ekonomi) (Donny Gahral Adian, 2005:70).Ideologi kapitalisme kemudian diperbaharui dan dikembangkan olehKeynes dengan teorinya “campur tangan negara dalam ekonomi” khususnyadalam menciptakan kesempatan kerja menetapkan tingkat suku bunga,tabungan, dan investasi. W.W Rostow kemudian mengemukakan teorinyaTheFive Stage Scheme, Harrod-Domar dengan teori tentang tabungan daninvestasi, Mc Celland dengan teoriThe Need for Achievment , Reagan danTacher dengan teori Neo-Liberalismatau globalisasi pasar bebas atau teorikedaulatan pasar bebas (Arif Purnomo, 2007:28).Pada perkembangan selanjutnya, kapitalisme terutama kapitalismeindustrial, menutur Dillard dibagi menjadi beberapa fase, yakni periodekapitalisme awal (1500-1750), kapitalisme klasik (1750-1914), sertakapitalisme lanjut. Namum demikian, sebelum adanya kapitalisme industrialada pula yang disebut dengan kapitalisme purba.Kapitalisme purba adalah tahapan awal pembentukan kapitalisme yangditemukan dalam bibit-bibit pemikiran masyarakat feodal yang berkembang diBabilonia, Mesir, Yunani, dan Kekaisaran Roma. Para ahli ilmu sosialmenamai tahapan kapitalisme ini dengan sebutancommercial capitalism.Kapitalisme komersial berkembang dan membutuhkan sistem ekonomi untuk menjaminfairnessperdagangan ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang,tuan tanah, kaum rohaniwan.Max Weber mengatakan bahwa akar kapitalisme berawal dari sistemCodex Luris Romaesebagai aturan main ekonomi yang kurang lebih universaldipakai oleh kaum pedagang eropa, Asia Barat, serta Asia Timur Jauh danAfrika Utara. Aturan main ekonomi ini sebetulnya dimanfaatkan untuk memapankan system pertanian feodal. Sehingga, dari aturan ini muncul istilah borjuis yang mengelompokkan sistem feodalisme yang disempurnakan dengan sistem hukum ekonomi itu. Kaum borjuis merupakan sebutan bagi golongan tuan tanah, bangsawan, dan kaum rohaniawan yang mendiami biarayang luas dan besar. Perkembangan selanjutnya merupakan perkembangan kapitalisme yang disebut dengan tata cara dan “kode etik” yang dipakai kaum Merkantilisme, yaitu kaum pedagang yang berkumpul di pelabuhan Genoa,Venice dan Pisa. Hal ini menyebabkan perkembangan kompetisi dalam sistempasar, keuangan, tata cara barter serta perdagangan yang dianut oleh paramerkantilis abad pertengahan. Dari akar penyebutan inilah, wacana tentangkeuntungandan profit menjadi bagian integral dalam kapitalisme sampai abad pertengahan. Setelah kapitalisme purba, muncullah kapitalisme industri. Kapitalismeindustri muncul ketika berkembang pandangan merkantilis dan perkembanganpasar berikut sistem keuangan yang telah mengubah cara ekonomi feodal yang semata-mata bisa dimonopoli oleh para tuan tanah, bangsawan dan kaum rohaniawan. Ekonomi mulai bergerak menjadi bagian dari perjuangan kelasmenengah dan mulai menampakan pengaruh pentingnya. Ditambah lagi Rasionalisasi Filosofis abad modern yang dimulai dengan era Renaissance dan Humanisme mulai menjalari bidang ekonomi. Tokoh-tokoh yang memberikan pengaruh kapitalisme yaitu Thomas Hobbes dengan pandangan egoisme etisnya yang pada intinya meletakan sisiajaran bahwa setiap orang secara alamiah pasti akan mencari pemenuhankebutuhan dirinya. John Locke, dia menekankan sisi liberalisme etis, dimanasalah satu adagiumnya berbunyi bahwa manusia harus dihargai hak kepemilikan personalnya. Adam Smith dan David Ricardo yang menjatuhkan pandangan kedua tokoh diatas dengan filsafat laissez faire (ungkapan penyifat) dalam prinsip pasar dan ekonomi. Pandangan ini menekankan bahwasistem pasar bebas diberlakukan sistem kebebasan kepentingan ekonomi tanpacampur tangan pemerintah.Akselerasi kapitalisme semakin terpicu dengan timbulnya revolusiindustri. Industrialisasi di Inggris dan Prancis yang mendorong adalah industriraksasa, dimana mekanisme modernnya akan memicu kolonialisme dan imperialisme ekonomi, sehingga tidak mengherankan terjadiExploitation I’homme par I’homme. Situasi penindasan yang timbul mengakibatkan munculnya reaksi alamiah dari orang-orang yang memiliki keperdulian kolektif yang mengalami trade-off dalam era industri, salah satunya adalah Karl Marx, menurutnya sistem yang tidak beres dalam kapitalisme cenderung menafikan individu dalam konteks sosial. Pada periode awal kapitalisme industri (1500-1750), kapitalisme inibertumpu pada industri tekstil yang ada di Inggris pada abad XVI-XVIII. Perkembangan industri di Inggris pada abad XVI-XVIII disebabkan terdapat adanya surplus sosial yang didayagunakan secara poduktif yang menjadikan kapitalisme mampu mengungguli semua sistem ekonomi sebelumnya. Adanya surplus tersebut digunakan untuk berbagai usaha seperti perkapalanpergudangan, bahan-bahan mentah, barang-barang jadi, dan berbagai bentuk kekayaan lainnya. Dengan demikian, surplus sosial ini telah berubah menjadiperluasan kapasistas produksi (Arif Purnomo, 2007:37).Pada fase kedua (1750-1914) terjadi pergeseran pembangunan kapitalisdari perdagangan ke industri. Pada masa ini akumulasi modal terjadi secaraterus-menerus selama tiga abad. Perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi telah mempermudah proses ekonomi. Mesin-mesin produksi massal digunakan dalam berbagai industri yang menyebabkan terjadinya percepatanprouksi barang, sehingga mempercepat tumbuhnya kapitalisme. Pada masa ini, perdagangan bebas menjadi fakor utama dalam kegiatan ekonomi yang belumpenah terjadi sebelumnya.Fase ketiga ditandai dengan adanya momentum perang Dunia I sebagaititik balik perkembangan sistem kapitalisme. Fase ini ditandai dengan adanya pergeseran hegemoi kapitalisme dari Eropa ke Amerika Serikat danbangkitnya perlawanan bangsa-bagsa Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa. Dilard menyebut fase ini sebagai kapitalisme monoplis, dimana padamasa ini muncul perusahaan-perusahaan raksasa yang menguasai sendi-sendi perekonomian (Ebenstein dan Folegeman, 1987).

F.      Kapitalisme Dan Dampaknya
Kapitalisme berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutamamasyarakat desa. Karl Marx mengemukkan bahwa dalam sistem kapitalisme,petani pedesaan akan menglami pucak kematian. Petani yang semulamemproduksi barang dengan alat prduksinya sendiri, secara perlahan berubahmenjadi kapitalis kecil di satu pihak dan berubah menjadi buruh upahan dipihak lain. Dalam perjalanan kapitalisme ini, mayoritas petani akan berubahmenjadi proletariat. Konsepsi Marx ini kemudian diperjelas oleh Lenin yangmenyebutnya sebagai proses diferensiasi petani. Diferensiasi ini munculkarena makin berkembangnya kelas menengah pedesaan di satu pihak dankelas proletariat pedesaan di lain pihak. Kelas proletariat ini tidak memilikitanah dan hanya bekerja sebagai buruh upahan. Oleh karena masih adakegiatan produksi dalam bentuk produksi rumah tangga, maka kelas yangterakhir ini dikatakan oleh Bernste sebagai proletariat semu (disgudied  proletariat ) (Harris dalam Arif Purnomo, 2007:36).Namun demikian pendapat Marx dan Lenin tidak selamanya diakuioleh para ahli, seperti Kautzky yang tidak sependapat dengan konsepsi Marxataupun Lenin. Menurut Kautzky, kapitalisme pedesaan memang dapatmeingkatkan prduksi pertanian, tetapi tidak harus menggusur petani kecil.Dalam kasus Eropa barat, industri pertanian tidak dengan sendirinyamenghancurkan pertanian rakyat. Kedua jenis produksi itu justru salingmenunjang (Harris dalam Arif Purnomo, 2007:36). Sementara itu, TheodoreShanin mendukung pernyataan Lenin bahwa kapitalisme telah menyebabkandiferensiasi dan ketidakadilan sosial ekonomi di pedesaan. Proses ini terjadidalam pengertian mobilitas rumah tangga petani dalam periode tertetu. Cirikhas dari berbagai mobilitas petani adalah mobilitas siklus dan mobilitas kesegala arah yang memiliki tingkatan an tidak dalam bentuk polarisasi.Ernesto Laclau, menyatakan bahwa berasarkan penelitiannya diAmerika Latin, kapitalisme justru masih melanggengkan cara produksikapitalis. Antara dua cara prduksi ini saling terkait yang ia namakan“subordinasi”, yakni cara produksi prakapitalis menjadi subordinasi caraproduksi kapitalis. Masyarakat petani tidak mengalami kehancuran akibatperkembangan kapitalisme kolonial, tetapi terintegrasi dalam hubungan subordinasi. Masyarakat petani menjadi sumber tenaga kerja murah untuk perkebunan dan sekaligus menghasilkan komoditas untuk pasar kolonial(Hashim dalam Arif Purnomo, 2007:37).Dikaitkan dengan kolonialisme, kapitalisme secara tidak langsungtelah menyebabkan terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.Hal ini disebabkan Indonesia memiliki kekayaan, baik alam ataupun tenagamanusia yang menjadi komoditas perdagangan dan kebutuhan bagi bangsabarat. Indonesia kaya akan barang tambang, sehingga Indonesia dijadikansasaran dalam pencarian barang baku serta pemasaran barang-barang industri.Berkaitan dengan masalah kapitalisme dan kolonialisme, padadasarnya keberadaan kolonialisme tidak dapat dilepaskan dari kapitalisme.Ibaratnya, kolonialisme adalah anak dari kapitalisme. Adanya kapitailsmemenyebabkan adanya upaya dari bangsa Eropa mengambil kekayaan daerahtersebut sebagai upaya untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Salahsatu upaya mendapatkan kekayaan dari daerah baru tersebut adalah denganmenguasainya.Dalam perkembangannya, kapitalisme telah berkembang sedemikianrupa sehingga menjelma sebagai pemicu munculnya beragam aktivitasekonomi baru dan menjadi pertanada perkembangan kehidupan masyarakatyang semakin kompleks. Adanya kapitalisme telah memunculkan satu budayabaru di kalangan masyarakat, yakni budaya konsumerisme. Dalam perkembangannya, perilaku konsumtif berkembang menjadi sebuah sistem pemikiran yang disebut dengan konsumerisme. Konsumerisme adalahpenyamaan kebahagiaan personal dengan membeli harta benda (material possession) dan konsumsi. Dalam konsumerisme, tak ada kebahagiaan kecualidengan memiliki kerajaan materi. Karena kekayaan materi adalah perhatian sentral dalam akidah konsumerisme. Perilaku konsumtif dengan demikianbersifat belebih-lebihan, digunakan untuk kepentingan belaka, membeli barang-barang yang tidak dianggap perlu untuk kepuasan sesaat. Menurut para pengikut mazhab Franfkurt, konsumerisme yang dikembangkan oleh ekonomi kapitalisme dan perangkat-perangkat ideologisasi lainnya, telah memastikan bahwa kelas pekerja telah seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem. Mereka menjadi member of capitalist society yang telah aman secara finansial, dapat membeli apapun yang mereka inginkan, dan tidak lagi memiliki lagi alasan untuk menggulingkan sistem kapitalisme dan menggantikannya dengan masyarakat tanpa kelas (Donny Gahral Adian, 2005:56). Kapitalisme lanjut memanifestasikan rasio instrumental sebagai instrumen penyeragaman dan pembendaan kesadaran manusia dengan menciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu. Rasio instrumental telah berkembang menjadi satu logika baru “bagaimana menjual sebanyak-banyaknya dan menciptakan kebutuhan-kebutuhan semu” (Donny GahralAdian, 2005:57). Lebih lanjut lagi Donny Gahral Adian (2005) menjelaskan bahwa kapitalisme lanjut melumpuhkan kesadaran kritis para pekerja dengan memenuhi semua kebutuhan fisiologis dan psikologis mereka, dari makanan sampai seks. Mereka tidak hanya menyediakan kebutuhan, melainkan juga menciptakan kebutuhan lewat iklan-iklan yang hipnotizing. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi boneka-boneka konsumtif yang proaktif mengonsumsi produk-produk secara tidak kritis. Individu dalam masyarakat kapitalisme lanjut disampingkan dari kebutuhan sejatinya, yakni menjadi individu yang otonom, kreatif, independen, dan merajut sejarah mereka sendiri. Individu dalam masyarakat kapitalisme lanjut berpikir mereka bebas, namun mereka menipu diri mereka sendiri (Donny Gahral Adian, 2005).

G.    Penutup
Kapitalisme merupakan satu ideologi yang banyak mempengaruhi corak kehidupan masyarakat modern. Berbagai hal baik bersifat positif ataupun negatif ditimbulkan oleh kapitalisme dalam kehidupan masyarakat didunia. Salah satu dampak negatif yang dimunculkan oleh kapitalsime tetapi tidak banyak disorti oleh masyarakat adalah berkembangnya budaya konsumerisme di dalam masyarakat modern. Oleh karena itu, hendaknyasemua lapisan masyarakat harus memahami dan berupaya membangunkesadaran kritis tentang perkembangan kapitalisme agar tidak terjebak dalamlingkaran setan yang diciptakannya.

http://jimmydj81.blogspot.com/2012/08/kapitalisme.html


Daftar Pustaka
Abdul Syukur (ed). 2005.
 Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar 
-         Jilid 5. Jakarta:Ichtiar baru Van Hoeve.Arif Purnomo. 2007.
Sejarah Ideologi
-          Semarang: Jurusan Sejarah FISUniversitas Negeri Semarang.Donny Gahral Adian. 2005
-          Percik Pemikiran Kontemporer; Sebuah Pengantar Komprehensif 
-          Jakarta: Jalasutra.Ebenstein, William dan Fogelman, Edwin. 1987.
 Isme-Isme Dewasa Ini
-           Terjemahan Alex Jemadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.Mc Vey, Ruth (ed). 1998.
Kaum Kapitalis Asia Tenggara
-       Jakarta: Yayasan Obor
 
Sutarjo Adisusilo. 1994.
Kapita Selekta Sejarah Eropa abad XVIII-XIX (Revolusi, Nasionalisme, Demokrasi, Komunisme)
-          Yogyakarta: Universitas SanataDharma.Wasino. 2007. “Kapitalisme dan Kapitalis Orang jawa dalam Perspektif Sejarah”.
Pidato Pengukuhan Guru Besar 
-           Disampaikan pada Rapat Senat TerbukaUniversitas Negeri Semarang. Semarang 15 Mei 2007

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar tentang artikel ini. jimmydj81.blogspot.com berhak menyaring Komentar yang akan ditampilkan.