A.
Pendahuluan
Perkembangan
peradaban manusia senantiasa diiringi dengan adanyaperkembangan dalam pemikiran dan perkembangan tentang bagaimana cara manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin maju tingkat peradaban manusia, maka akan semakin kompleks permasalahan yang
dihadapi. Dengan adanya kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh
manusia inilah, muncul gagasan-gagasan baru
yang berisi tentang bagaimana upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Salah satu paham yang kemudian bekembang luasdalam
peradaban manusia tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya adalah
kapitalisme. Istilah kapitalisme pertama kali dipekenalkan oleh Louis
Blanck (1811-1882). Kapitalisme merupakan satu Revolusi yang bersifat Fundamental
dalam perkembangan masyarakat modern. Bersamaan dengan itu, kapitalisme kemudian
berkembang menjadi sistem ekonomi yang paling menonjol didunia. Bersama dengan Imperialisme,
Kapitalisme mampu membentuk ekonomi dunia (Abdul Syukur [ed], 2005:
90).Dalam perkembangannya, kapitalisme mampu menjelma menjadi satupola pikir
global yang dianut oleh sebagian besar negara yang ada di dunia.Sistem ekonomi
dari banyak negara yang dikategorikan sebagai negara maju,sebagian menggunakan
kapitalisme. Pendapat bahwa kapitalisme menjadi satu ideologi yang telah
benar-benar mengglobal didukung dengan adanya tesis yang diungkapkan oleh Francis Fukuyama (1992) dalam bukunya yangberjudul
TheEnd of History and The Last Manyang
menyatakan bahwa akhir dari perjalanan sejarah adalah ketika telah berakhirnya
persaingan antar ideologi dunia dengan kemenangan akhir pada demokrasi liberal
yang didukung oleh kapitalisme global. Walaupun anggapan ini masih kontroversial,
paling tidak Fukuyama telah memberikan satu pendapat yangbersifat ramalan
tentang begitu kuatnya pengaruh kapitalisme dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat. Dari pemikiran di atas, tulisan singkat inimencoba mengulas tentang
kapitalisme ditinjau dari sejarah, perkembangan,serta pengaruhnya terhadap
masyarakat.
B.
Kapitalisme
Kapitalisme
atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip
tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran
untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme
sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku
di Eropa
pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa di
mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal, seperti tanah dan
manusia
guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin
dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai
lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme
memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan
yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini
dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini,
kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme
tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau
tiga abad yang lalu.
C.
Kaum Klasik Kapitalis
Pemerintah
mendominasi bidang perdagangan selama berabad-abad namun kemudian malah
memunculkan ketimpangan ekonomi. Para pemikir ini mulai beranggapan bahwa para borjuis,
yang pada era sebelumnya mulai memegang peranan penting dalam ekonomi
perdagangan yang didominasi negara atau lebih dikenal dengan merkantilisme,
seharusnya mulai melakukan perdagangan dan produksi guna menunjang pola
kehidupan masyarakat. Beberapa ahli ini antara lain:
Adam Smith
adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme
yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para
psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola
produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money,
modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena
uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila
diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang
akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
D.
Definisi Kapitalisme
Kapitalisme
secara etimologis berasal dari Bahasa Latin,caput , yangartinya kepala, kehidupan, dan kesejahteraan. Makna modal dalamcapitalkemudian
diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Dengan maknakesejahteraan,
definisi kapital mulai dikembangkan dengan arti akumulasikeuntungan yang
diperoleh setiap transaksi ekonomi. Sehingga, interpretasiawal dari kapitalisme
adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisamemenuhi kebutuhan. Dalam
definisi ini kapitalisme memiliki definisi yangkonstruktif-humanis karena
setiap orang pasti memiliki keinginan dasar untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dalam hidup sehari-hari.Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu
ideologi yang mengagungkankapital milik perorangan atau milik sekelompok kecil
masyarakat sebagai alatpenggerak kesejahteraan manusia. Kepemilikan kapital
perorangan atau kepemilikan capital oleh sekelompok kecil masyarakat adalah dewa di
atas segala dewa, artinya semua yang ada di dunia ini harus dijadikan
kapitalperorangan atau kelompok kecil orang untuk memperoleh keuntungan
melaluisistem kerja upahan, di mana kaum perkerja (buruh) sebagai
produsen ditindas, diperas dan dihisap oleh kaum kapitalis (Arif Purnomo, 2007:
28).Kapitalisme merupakan sebuah paham
ekonomi yang bertujuan untuk mendapatkan sebesar-besarnya keuntungan
dan modal (kapital). Kapitalismedapat pula diartikan sebagai susunan ekonomi
yang berpusat pada keuntunganperseorangan.
Pada paham kapitalisme uang atau modal memegang peran penting dalam
pelaksanaan politik atau kebijakan kapitalisme.Kapitalisme tidak memiliki suatu
Definisi Universal yang bisa diterima secara luas. Secara umum, Definisi
Kapitalisme merujuk pada satu atau beberapa hal berikut :
Sebuah
sistem yang mulai terinstitusi di Eropa padamasa
abad XVI hingga abad XIX yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa,
di mana sekelompok individu maupun kelompok dapatbertindak sebagai suatu badan
tertentu yang dapat memiliki maupunmelakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal seperti tanah dan enaga
manusia, pada sebuah pasar bebas dimana harga ditentukan
oleh permintaan dan penawaran, demi
menghasilkan keuntungan dimana statusnya dilindungi oleh negara melaluihak pemilikan serta
tunduk kepada hukum negara atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang
telahdisusun secara jelas kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta
tidak semata-mata tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang
diberikan oleh kepenguasaan feodal;
-
Teori yang saling bersaing yang
berkembang padaabad XIX
dalam konteksRevolusi Industri,danabadXX
dalam konteks Perang Dingin, yang
berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal,
untuk menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak
milik dan pasaran;
-
Suatu keyakinan mengenai keuntungan dari menjalankan
hal-halsemacam itu (Sutarjo Adisusilo, 1994).Kapitalisme walaupun tidak
memiliki definisi yang universal, dalamperkembangan selanjutnya, terutama dalam
era revolusi industri yang munculpada abad
XIX dan perang dunia II pada abad XX, diartikan sebagai pahamyang mau
melihat serta memahami proses pengambilan dan pengumpulanmodal balik, yang
diperoleh dari setiap transaksi komoditas ekonomi. Padasaat itulah kapitalisme
tidak hanya sebagai ideologi teoretis, tetapi jugasebagai paham yang
mempengaruhi perilaku ekonomi manusia.Ruth Mc Vey (1998) mendefinisikan konsep
kapitalisme sebagai sebuahsistem yang menggunakan alat-alat produksi berada di
tangan sektor swastauntuk menciptakan laba dan sebagian besar dari laba itu
ditanamkan kembaliguna memperbesar kemampuan menghasilkan laba. Quesnay dan
Adam Smithdalam Donny Gahral Adian (2005: 69-70) menyatakan bahwa kapitalismeadalah
paham yang membebaskan manusia untuk berekonomi secara bebasdan mengejar laba
bebas dari tekanan agama maupun negara. Sementara itu,Karl Marx mendefinisikan
kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang berprinsipkan hak milik pribadi dan
kompetisi bebas (Donny Gahral Adian,2005:6).
Dari
berbagai pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli,kapitalisme memiliki
beberapa ciri, yakni;
Sebagian
besar sarana produksidan distribusi dimiliki oleh individu (individual
ownership), barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market)
yang bersifat kompetitif, modal kapitalis (baik uang maupun kekayan lain)
diinvestasikan ke dalamberbagai usaha untuk menghasilkan laba (Ebenstein dan
Fogelman, 1987).
E.
Kemunculan Dan Perkembangan Kapitalisme
Kemunculan
kapitalisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaknifaktor budaya dan
faktor struktural (Wasino, 2007: 3-4). Teori tentang budayasebagai faktor yang
mendorong munculnya kapitalisme ini dikemukakan olehMax Weber dalam bukunya “The
Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism”.Weber menyatakan bahwa
kapitalisme yang ada di Eropa dan di Amerikabersumber pada nilai-nilai
Protestan. Lebih jauh lagi ke belakang hal inidisebabkan adanya gerakan
individualisme, sehingga menimbulkan adanyareformasi (Ebenstein dan Folegeman,
1987:148). Berkaitan dengan nilai-nilaiProtestan sebagai pendorong munculnya
kapitalisme, Weber menjelaskanbahwa dalam ajaran Protestanisme tidak dianjurkan
bagi orang-orang berimanuntuk melupakan duniawi dan mengasingkan diri dalam biara
atauberkonsentrasi pada kegiatan meditasi atau berdoa serta aktivitas
untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian seperti yang banyak dilakukan
olehajaran Katolik, tetapi dalam hidup di dunia ini harus dilakukan dengan
kerjakeras dan ketekunan. Faktor pendorong dari ajaran Protestan ini
terhadapperkembangan kapitalisme didukung dengan adanya ajaran dari Luther
yangmengubah arti dari pekerjaan dari yang bersifat keagamaan
menjadi keduniawian, dan ajaran dari Calvin tentang “suratan nasib ganda”.Faktor
lain selain faktor budaya yang mendorong terjadinya kapitalimea dalah faktor
struktural. Konsep ini didukung oleh pemikiran dari Karl Marxyang menyatakan
bahwa faktor struktural adalah terjadinya suatu perubahancara produksi dari
masyarakat feodal ke masyarakat kapitalis. Perubahan ini seperti diungkapkan
Tom Bottomore dalamTheories of Capitalism,berlangsung dalam waktu yang cukup
panjang yang diawali dengan;
-
Meningkatnya ketersingan produsen kecil dari
produksinya,
-
Tumbuhnya kota-kota,
-
Tansformasi petani menjadi buruh,
-
Munculnya proletariat perkotaan,
-
Perluasan melalui laut yang berakibat perluasan
kapital secaracepat (Arif Purnomo, 2007:35).
Dalam
perubahan struktural cara produksi masyarakat itu yangterpenting bagi tumbuhnya
kapital menurut Anthony Giddens seperti dikutipPurnomo (2007) adalah faktor
akumulasi. Akumulasi ini merupakan suatuproduksi kapitalis yang dibangun
sebagai konsekuensi akibat kemajuanteknologi, kompetisi diantara pada kapitalis
secara individual, dimanaperistiwa ini mendorong untuk menabung dan
berinvestasi.Berkembangnya kapitalisme tidak lepas dari adanya pandangan
daritokoh-tokoh adam Smith, Keynes, Rostow, dan sebagainya. Adam Smith
yangdikenal sebagai bapak ideologi kapitalisme mengemukakan teori TheWealthof
Nationsyaitu kemakmuran bangsa-bangsa akan
tercapainya melaluiekonomi persaingan bebas, artinya ekonomi tanpa
campur tangan negara.Menurut Adam Smith, kapialisme merupakan paham yang
membebaskanmanusia untuk berekonomi secara bebas dan mengejar laba bebas dari
tekananagama dan negara. Prinsip yang
menancap kuat pada waktu itu adalahlaissez faire,
yaitu sebuah prinsip yang melarang otoritas eksternal untuk turutcampur dalam
masalah ekonomi. Smith berkeyakinan bahwa apabila manusiadibebaskan untuk mengejar profit, maka
akan ada kompetisi, dan melaluikompetisi inilah stabilitas masyarakat akan
terjaga (seolah-olah ada tanganyang tak kelihatan yang mengatur masyarakat di
luar pengatahuan pelaku-pelaku ekonomi) (Donny Gahral Adian, 2005:70).Ideologi
kapitalisme kemudian diperbaharui dan dikembangkan olehKeynes dengan teorinya
“campur tangan negara dalam ekonomi” khususnyadalam menciptakan kesempatan
kerja menetapkan tingkat suku bunga,tabungan, dan investasi. W.W Rostow
kemudian mengemukakan teorinyaTheFive Stage Scheme, Harrod-Domar dengan teori
tentang tabungan daninvestasi, Mc Celland dengan teoriThe Need for
Achievment , Reagan danTacher dengan
teori Neo-Liberalismatau globalisasi pasar bebas atau teorikedaulatan
pasar bebas (Arif Purnomo, 2007:28).Pada perkembangan selanjutnya, kapitalisme
terutama kapitalismeindustrial, menutur Dillard dibagi menjadi beberapa fase,
yakni periodekapitalisme awal (1500-1750), kapitalisme klasik (1750-1914),
sertakapitalisme lanjut. Namum demikian, sebelum adanya kapitalisme industrialada
pula yang disebut dengan kapitalisme purba.Kapitalisme purba adalah tahapan
awal pembentukan kapitalisme yangditemukan dalam bibit-bibit pemikiran
masyarakat feodal yang berkembang diBabilonia, Mesir, Yunani, dan Kekaisaran
Roma. Para ahli ilmu sosialmenamai tahapan kapitalisme ini dengan
sebutancommercial capitalism.Kapitalisme komersial berkembang dan membutuhkan
sistem ekonomi untuk menjaminfairnessperdagangan
ekonomi yang dilakukan oleh para pedagang,tuan tanah, kaum rohaniwan.Max
Weber mengatakan bahwa akar kapitalisme berawal dari sistemCodex Luris
Romaesebagai aturan main ekonomi yang kurang lebih universaldipakai oleh kaum
pedagang eropa, Asia Barat, serta Asia Timur Jauh danAfrika Utara. Aturan main
ekonomi ini sebetulnya dimanfaatkan untuk memapankan system pertanian
feodal. Sehingga, dari aturan ini muncul istilah borjuis yang mengelompokkan sistem feodalisme yang
disempurnakan dengan sistem hukum ekonomi itu. Kaum borjuis merupakan sebutan
bagi golongan tuan tanah, bangsawan, dan kaum rohaniawan yang mendiami biarayang
luas dan besar. Perkembangan selanjutnya merupakan perkembangan kapitalisme yang disebut dengan tata cara dan
“kode etik” yang dipakai kaum Merkantilisme, yaitu kaum pedagang yang
berkumpul di pelabuhan Genoa,Venice dan Pisa. Hal ini menyebabkan perkembangan
kompetisi dalam sistempasar, keuangan, tata cara barter serta perdagangan yang
dianut oleh paramerkantilis abad pertengahan. Dari akar penyebutan inilah,
wacana tentangkeuntungandan profit menjadi bagian integral dalam kapitalisme sampai
abad pertengahan. Setelah kapitalisme
purba, muncullah kapitalisme industri. Kapitalismeindustri muncul ketika
berkembang pandangan merkantilis dan perkembanganpasar berikut sistem keuangan yang telah mengubah cara ekonomi feodal
yang semata-mata bisa dimonopoli oleh para tuan tanah, bangsawan dan
kaum rohaniawan. Ekonomi mulai bergerak menjadi bagian dari perjuangan
kelasmenengah dan mulai menampakan pengaruh pentingnya. Ditambah lagi
Rasionalisasi Filosofis abad modern yang dimulai dengan era Renaissance dan
Humanisme mulai menjalari bidang ekonomi. Tokoh-tokoh yang memberikan pengaruh
kapitalisme yaitu Thomas Hobbes dengan pandangan egoisme etisnya yang pada
intinya meletakan sisiajaran bahwa setiap
orang secara alamiah pasti akan mencari pemenuhankebutuhan dirinya. John
Locke, dia menekankan sisi liberalisme etis, dimanasalah satu adagiumnya
berbunyi bahwa manusia harus dihargai hak kepemilikan personalnya. Adam
Smith dan David Ricardo yang menjatuhkan pandangan
kedua tokoh diatas dengan filsafat laissez faire (ungkapan penyifat) dalam
prinsip pasar dan ekonomi. Pandangan ini menekankan bahwasistem pasar bebas
diberlakukan sistem kebebasan kepentingan ekonomi tanpacampur tangan
pemerintah.Akselerasi kapitalisme semakin terpicu dengan timbulnya
revolusiindustri. Industrialisasi di Inggris dan Prancis yang mendorong adalah
industriraksasa, dimana mekanisme modernnya akan memicu kolonialisme
dan imperialisme ekonomi, sehingga tidak mengherankan
terjadiExploitation I’homme par I’homme. Situasi penindasan yang timbul
mengakibatkan munculnya reaksi alamiah dari orang-orang yang memiliki
keperdulian kolektif yang mengalami trade-off dalam era industri, salah satunya
adalah Karl Marx, menurutnya sistem yang tidak beres dalam kapitalisme
cenderung menafikan individu dalam konteks sosial. Pada periode awal kapitalisme
industri (1500-1750), kapitalisme inibertumpu pada industri tekstil yang ada di
Inggris pada abad XVI-XVIII. Perkembangan industri di Inggris pada abad
XVI-XVIII disebabkan terdapat adanya surplus
sosial yang didayagunakan secara poduktif yang menjadikan kapitalisme
mampu mengungguli semua sistem ekonomi sebelumnya. Adanya surplus tersebut
digunakan untuk berbagai usaha seperti perkapalanpergudangan, bahan-bahan
mentah, barang-barang jadi, dan berbagai bentuk kekayaan lainnya. Dengan
demikian, surplus sosial ini telah berubah menjadiperluasan kapasistas produksi
(Arif Purnomo, 2007:37).Pada fase kedua (1750-1914) terjadi pergeseran
pembangunan kapitalisdari perdagangan ke industri. Pada masa ini akumulasi
modal terjadi secaraterus-menerus selama tiga abad. Perkembangan yang pesat
dalam bidang teknologi telah mempermudah proses ekonomi. Mesin-mesin produksi
massal digunakan dalam berbagai industri yang menyebabkan terjadinya
percepatanprouksi barang, sehingga mempercepat tumbuhnya kapitalisme. Pada masa
ini, perdagangan bebas menjadi fakor utama dalam kegiatan ekonomi yang
belumpenah terjadi sebelumnya.Fase ketiga
ditandai dengan adanya momentum perang Dunia I sebagaititik balik
perkembangan sistem kapitalisme. Fase ini ditandai dengan adanya pergeseran
hegemoi kapitalisme dari Eropa ke Amerika Serikat danbangkitnya perlawanan
bangsa-bagsa Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa. Dilard menyebut fase
ini sebagai kapitalisme monoplis, dimana padamasa
ini muncul perusahaan-perusahaan raksasa yang menguasai sendi-sendi perekonomian
(Ebenstein dan Folegeman, 1987).
F.
Kapitalisme Dan Dampaknya
Kapitalisme
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutamamasyarakat desa. Karl Marx
mengemukkan bahwa dalam sistem kapitalisme,petani pedesaan akan menglami pucak
kematian. Petani yang semulamemproduksi barang dengan alat prduksinya sendiri,
secara perlahan berubahmenjadi kapitalis kecil di satu pihak dan berubah
menjadi buruh upahan dipihak lain. Dalam perjalanan kapitalisme ini, mayoritas
petani akan berubahmenjadi proletariat. Konsepsi Marx ini kemudian diperjelas
oleh Lenin yangmenyebutnya sebagai proses diferensiasi petani. Diferensiasi ini
munculkarena makin berkembangnya kelas
menengah pedesaan di satu pihak dankelas proletariat pedesaan di lain
pihak. Kelas proletariat ini tidak memilikitanah dan hanya bekerja sebagai
buruh upahan. Oleh karena masih adakegiatan
produksi dalam bentuk produksi rumah tangga, maka kelas yangterakhir ini
dikatakan oleh Bernste sebagai proletariat semu (disgudied proletariat ) (Harris dalam Arif
Purnomo, 2007:36).Namun demikian pendapat Marx dan Lenin tidak selamanya
diakuioleh para ahli, seperti Kautzky yang tidak sependapat dengan konsepsi
Marxataupun Lenin. Menurut Kautzky, kapitalisme pedesaan memang
dapatmeingkatkan prduksi pertanian, tetapi tidak harus menggusur petani
kecil.Dalam kasus Eropa barat, industri pertanian tidak dengan
sendirinyamenghancurkan pertanian rakyat. Kedua jenis produksi itu justru
salingmenunjang (Harris dalam Arif Purnomo, 2007:36). Sementara itu,
TheodoreShanin mendukung pernyataan Lenin bahwa kapitalisme telah
menyebabkandiferensiasi dan ketidakadilan sosial ekonomi di pedesaan. Proses
ini terjadidalam pengertian mobilitas rumah tangga petani dalam periode
tertetu. Cirikhas dari berbagai mobilitas petani adalah mobilitas siklus dan
mobilitas kesegala arah yang memiliki tingkatan an tidak dalam bentuk
polarisasi.Ernesto Laclau, menyatakan bahwa berasarkan penelitiannya diAmerika
Latin, kapitalisme justru masih melanggengkan cara produksikapitalis. Antara
dua cara prduksi ini saling terkait yang ia namakan“subordinasi”, yakni cara
produksi prakapitalis menjadi subordinasi caraproduksi kapitalis. Masyarakat
petani tidak mengalami kehancuran akibatperkembangan kapitalisme kolonial,
tetapi terintegrasi dalam hubungan subordinasi. Masyarakat petani menjadi
sumber tenaga kerja murah untuk perkebunan dan sekaligus menghasilkan
komoditas untuk pasar kolonial(Hashim dalam Arif Purnomo, 2007:37).Dikaitkan
dengan kolonialisme, kapitalisme secara tidak langsungtelah menyebabkan
terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.Hal ini disebabkan
Indonesia memiliki kekayaan, baik alam ataupun tenagamanusia yang menjadi
komoditas perdagangan dan kebutuhan bagi bangsabarat. Indonesia kaya akan
barang tambang, sehingga Indonesia dijadikansasaran dalam pencarian barang baku
serta pemasaran barang-barang industri.Berkaitan dengan masalah kapitalisme dan
kolonialisme, padadasarnya keberadaan kolonialisme tidak dapat dilepaskan dari
kapitalisme.Ibaratnya, kolonialisme adalah anak dari kapitalisme. Adanya
kapitailsmemenyebabkan adanya upaya dari bangsa Eropa mengambil kekayaan
daerahtersebut sebagai upaya untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan.
Salahsatu upaya mendapatkan kekayaan dari daerah baru tersebut adalah denganmenguasainya.Dalam perkembangannya,
kapitalisme telah berkembang sedemikianrupa sehingga menjelma sebagai pemicu
munculnya beragam aktivitasekonomi baru dan menjadi pertanada perkembangan
kehidupan masyarakatyang semakin kompleks. Adanya kapitalisme telah memunculkan
satu budayabaru di kalangan masyarakat, yakni budaya konsumerisme.
Dalam perkembangannya, perilaku konsumtif berkembang menjadi sebuah
sistem pemikiran yang disebut dengan konsumerisme. Konsumerisme adalahpenyamaan
kebahagiaan personal dengan membeli harta benda (material possession) dan
konsumsi. Dalam konsumerisme, tak ada kebahagiaan kecualidengan memiliki
kerajaan materi. Karena kekayaan materi adalah perhatian sentral dalam akidah
konsumerisme. Perilaku konsumtif dengan demikianbersifat belebih-lebihan,
digunakan untuk kepentingan belaka, membeli barang-barang yang tidak dianggap
perlu untuk kepuasan sesaat. Menurut para pengikut mazhab Franfkurt,
konsumerisme yang dikembangkan oleh ekonomi kapitalisme dan perangkat-perangkat ideologisasi
lainnya, telah memastikan bahwa kelas pekerja telah seluruhnya terintegrasi ke
dalam sistem. Mereka menjadi member of capitalist society yang telah aman secara
finansial, dapat membeli apapun yang mereka inginkan, dan tidak lagi memiliki
lagi alasan untuk menggulingkan sistem kapitalisme dan menggantikannya dengan
masyarakat tanpa kelas (Donny Gahral Adian, 2005:56). Kapitalisme lanjut
memanifestasikan rasio instrumental sebagai instrumen penyeragaman dan
pembendaan kesadaran manusia dengan menciptakan kebutuhan-kebutuhan palsu. Rasio
instrumental telah berkembang menjadi satu logika baru “bagaimana menjual
sebanyak-banyaknya dan menciptakan kebutuhan-kebutuhan semu” (Donny
GahralAdian, 2005:57). Lebih lanjut lagi Donny Gahral Adian (2005) menjelaskan bahwa
kapitalisme lanjut melumpuhkan kesadaran kritis para pekerja dengan memenuhi
semua kebutuhan fisiologis dan psikologis mereka, dari makanan sampai seks.
Mereka tidak hanya menyediakan kebutuhan, melainkan juga menciptakan kebutuhan
lewat iklan-iklan yang hipnotizing.
Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi boneka-boneka konsumtif yang
proaktif mengonsumsi produk-produk secara tidak kritis. Individu dalam
masyarakat kapitalisme lanjut disampingkan dari kebutuhan sejatinya, yakni
menjadi individu yang otonom, kreatif, independen, dan merajut sejarah mereka
sendiri. Individu dalam masyarakat kapitalisme lanjut berpikir mereka bebas,
namun mereka menipu diri mereka sendiri (Donny Gahral Adian, 2005).
G.
Penutup
Kapitalisme
merupakan satu ideologi yang banyak mempengaruhi corak kehidupan masyarakat
modern. Berbagai hal baik bersifat positif ataupun negatif ditimbulkan
oleh kapitalisme dalam kehidupan masyarakat didunia. Salah satu dampak negatif
yang dimunculkan oleh kapitalsime tetapi tidak banyak disorti oleh masyarakat
adalah berkembangnya budaya konsumerisme di dalam masyarakat modern. Oleh
karena itu, hendaknyasemua lapisan masyarakat harus memahami dan berupaya
membangunkesadaran kritis tentang perkembangan kapitalisme agar tidak terjebak
dalamlingkaran setan yang diciptakannya.
Daftar
Pustaka
Abdul Syukur
(ed). 2005.
Ensiklopedi
Umum Untuk Pelajar
-
Jilid 5. Jakarta:Ichtiar baru Van Hoeve.Arif Purnomo.
2007.
Sejarah
Ideologi
-
Semarang: Jurusan Sejarah FISUniversitas
Negeri Semarang.Donny Gahral Adian. 2005
-
Percik Pemikiran Kontemporer; Sebuah
Pengantar Komprehensif
-
Jakarta: Jalasutra.Ebenstein, William dan Fogelman,
Edwin. 1987.
Isme-Isme
Dewasa Ini
-
Terjemahan Alex Jemadu. Jakarta: Penerbit Erlangga.Mc
Vey, Ruth (ed). 1998.
Kaum
Kapitalis Asia Tenggara
-
Jakarta: Yayasan Obor
Sutarjo
Adisusilo. 1994.
Kapita
Selekta Sejarah Eropa abad XVIII-XIX (Revolusi, Nasionalisme, Demokrasi,
Komunisme)
-
Yogyakarta: Universitas SanataDharma.Wasino. 2007.
“Kapitalisme dan Kapitalis Orang jawa dalam Perspektif Sejarah”.
Pidato
Pengukuhan Guru Besar
-
Disampaikan pada Rapat Senat TerbukaUniversitas Negeri
Semarang. Semarang 15 Mei 2007
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar tentang artikel ini. jimmydj81.blogspot.com berhak menyaring Komentar yang akan ditampilkan.