Search This Blog

Wednesday, November 21, 2012

MEMPERSIAPKAN KERMEDEKAAN


A.    UPAYA MEMPERSIAPKAN KERMEDEKAAN

1.      Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga pada 1 maret 1945 Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesisa yang bernama Dokuritsu Jumbi Chosakai atau Badan penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
            Badan ini bertujuan untuk mempelajari dan mempersiapkan hal-hal penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia Merdeka. Anggota dari Badan penyelidik ini terdiri atas 60 orang toko bangsa Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang (mereka tidak mempunyai suara). Sebagai ketua ditunjuk KRT Radjiman Widyodiningrat (seorang nasionalis tua) dan wakil ketua, yaitu R. Surono dan seorang dari Jepang.
            Badan penyelidik ini diresmikan pada 29 Mei 1945, yang dihadiri oleh seluruh anggota dan dua orang pembesar militer Jepang, yaitu Panglima Tentara Wilayah Ketujuh Jenderal Izagaki yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah Keenambelas Jenderal Yuichiro Nagano. Sidang berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, sidang ini membicarakan dasar filsafat negara Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan Pancasila. Toko-toko yang mengusulkan Dasar Negara antaranya Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Supomo, Ir. Soekarno.

1)      Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka di antaranya :
1.      Peri Kebangsaan
2.      Peri Kemanusiaan
3.      Peri Ketuhanan
4.      Peri Kerakyatan
5.      Kesejahteraan Rakyat
2)       Pada sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Supomomengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka di antaranya :
1.      Persatuan
2.      Kekeluargaan
3.      Mufakat dan Demokrasi
4.      Musyawarah
5.      Keadilan Sosial
3)      Pada sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka, yang diberi nama Pancasila (nama yang diajukan oleh seorang ahli bahasa yang duduk disampingnya) kelima rancangan dasar yang diajukan itu di antaranya :
1.      Kebangsaan Indonesia
2.      Internasionalis atau Peri Kemanuasian
3.      Mufakat atau Demokrasi
4.      Kesejahteraan Sosial
5.      Ketuahan Yang Maha Esa
Setelah persidangan pertama itu selesai, BPUPKI menunda persidangan hingga bulan Juli 1945. Namun pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan orang anggota yaitu, Ir. Soekarno, Drs. Moh. hatta, Mr. Muh. yamin, Mr. ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso membentuk Panitia Sembilan ini menghasilkan Dokumen yang berisi asas dan bertujuan Piagam Djakarta, yang isinya adalah sebagai berikut :
1.      Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat islam bagi para pemeluknya.
2.      Kemanuasian yang adil dan beradap
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Piagam Djakarta kemudian menjadi Mukadimah Indang-Undang Dasar 1945. Dalam perumusan Piagam Djakarta sebagai dasar filsafat negara Indonesia Merdeka, diadakan perubahan pada sila pertama, yaitu “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat-syariat islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. perubahan seperti ini disesuaikan dengan keadaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam agama.
      Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Tarauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Jumbi Linkai menggantikan BPUPKI. Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga orang toko bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon/Dalat ( Vietam Selatan) untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi guna menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Untuk pelaksanaannya dibentuk PPKI dan wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas jajahan Belanda.
      Anggota PPKI terdiri atas 21 orang dengan ketuanya Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh. hatta. namun tanpa seizin Jepang, PPKI diambil alaih oleh pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia menjadi badan perjuangan milik bangsa Indonesia dengan menambah keanggotaannya menjadi 27 orang.
2.      Landasan Dasar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Indonesia yang akan menjadi negara merdeka, sudah tentu mempunyai landasan dasar yang dapat mempertahankan kemerdekaan Idonesia kelak dikemudian hari. Ladasan itu adalah landasan dasar nasional dan landasan dasar internasional.
Landasan dasar nasionalLandasan ini tercermin di dalam Pembukaan UUD 1945,sekaligus merupakan Deklarasi Kemerdekaan Indonesia, Aadapun pokok-pokok isi pembukaan UUD 1945 adalah :
a.      Bahwa Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh karena itu maka penjajahan diatas dinia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
b.      Dan perjuangan kemerdekaan itu telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, berdaulat adil dan makmur.
c.       Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan denga didorong keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
d.     kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia di dalam suatu Undag-Undang Dasar negara yang terbentuk dalam suatu susunan negra Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
1.      Ketuhana Yang Maha Esa
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradap
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan emwujudkan suatu
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Landasan dasar Internasional Untuk memperkuat kedudukan negara Indonesia merdeka dan sebagai bukti-bukti internasional tentang hak-hak dari segala bangsa-bangsa yang ada di muka bumi ini, maka dapat kita teliti deklarasi-deklarasi dunia maupun piagam-piagam bersejarah seperti :
1.      Piagam Atlantik (Atlantic Charter), 14 Agustus 1941 yang ditandatangi oleh Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat) dengan Wanston Churchill (Perdana Menteri Inggris). Isi pokok dari piagam itu adalah sebagai berikut :
a.      Tidak boleh ada perluasan daerah tanpa persetujuan dari penduduk asli.
b.      Setiap bangsa berhak menentukan dan menetapkan bentuk pemerintahannya sendiri.
c.       Setiap bangsa berhak mendapat kesempatan untuk bebas dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan.
2.      Piagam San Fransisco,merupakan Piagam PBB yang diresmikan dan ditandatangani oleh 50 negara sebagai negara yang pertama menjadi anggotanya. Dalam Piagam PBB ini disebutkan :
“. . . kami akan meneguskan keyakinan akan dasar-dasar hak manusia sebagai manusia sesuai dengan harkat dan derajat manuasia berdasarkan atas hak-hak yang sama . . . serta berusaha memajuhkan rakyat dan tingkat kehidupan yang lebih baik dalam suasana kemedekaan yang lebih luas”.
Bedasarkan kedua Piagam itu, maka bangsa Indonesia berhak menentukan nasib sendiri, berhak untuk hidup bebas dari kemiskinan serta rasa takut. maka berdasarkan piagam tersebut pula, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memiliki kedudukan yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.
B.     PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
1.      Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus 1945, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu. Berita itu dirahasiakan oleh tentara Jepang yang ada di wilayah Indonesia. Walaupun demikian, berita menyerahnya Jepang diketahui oleh kalangan pemuda bangsa di kota Bandung tanggal 15 Agustus 1945 melalui berita radio siaran BBC (British Broadcasting Corporation) London.
            Pada tanggal 15 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta baru kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima madala Asia Tenggara, Marsekal Terauchi yang berkedudukan di Siagon, Vietnam. Para pemuda yang tergabung dalam Angkatan Baru segera mengadakan pertemuan setalah mendengar berita kekalahan Jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 08.00 malam, para pemuda berkumpul di ruang belakang laboratoruim bakteriplogi, jalan Pegangsaan Timur No. 13, Jakarta di bawah pimpinan Chaerul Saleh. Para pemuda bersepakat bahwa kemerdekaan Indonesia merupakanhak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantungkepada bangsa atau negara lainnya.
            Dengan segala macam bukti dan logika, Bung Karno menolak pandangan golongan pemuda. Golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan melalui revolusi secara teroganisir, karena pihaknya ingin membicarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditentukan tanggal 18 Agustus 1945 dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). sebaliknya, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo berpendapat bahwa masalah kemerdekaan Indonesia, baik datangnya dari pemerintah Jepang atau hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri tidak perlu dipersoalkan. menurutnya, Jepang telah kalah dalam perang pasifik dan yang perlu dihadapi adalah pasukan Sekutu yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan bangsa Belanda atas Wilayah Indonesia.
Persoalan ini tidak mendapat tanggapan dari golongan pemuda, dan mereka tetap pada prisip semula, sehingga terjadilah perbedaan pendapat mengenai masalah kemerdekaan antara golongan tua denga golongan muda. Perbedaan pendapat itu mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno-Hatta (Golongan tua) ke Rengasdengklok (kota Kawedanan di sebelah timur Jakarta) tanggal 16 Agustus 1945, agar jauh dri pengaruh pemerintah pendudukan Jepang. Rengasdengklok dipilih karena berada jauh dari jalan raya utama jakarta – Cirebon. Di samping itu, mereka dengan muda dapat megawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, Karawang, jawa Barat.
Soekarno dan Hatta berada Rengasdengklok sehari penuh, dengan menempati rumah milik warga masyarakat keturunan Tionghoa yang bernama Jo Ki Song. Para pemuda berupaya menekan kedua pemimpin bangsa itu agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan tentara Jepang. Namun upaya itu tidak dapat dilaksanakan. Tampaknya kedua pemimpin bangsa Indonesia itu mempunyai wibawa yang cukup besar, sehingga para pemuda merasa itu mempunyai dekatinya,  apalagi melakukan penekanan. sementara itu, melalui pembicaraan Sudancho Singgih denga  Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berika proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawang-kawangnya dan para pemimpin pemuda.
Saat itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Ahmad Subardjo (mewakili golongan tua) dan Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonseia itu. Akhirnya, Soekarna-Hatta dijemput dari Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengklok. Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan Kompi Sudancho Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di jakarta pukul 17.30 WIB.
2.      Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan dirumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas) Naskah proklamasi dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Subardjo.
Dalam perumusan naskah proklamasi itu, Ir. Soekarno membuat konsep dan kemudian disempurnakan denga pendapat dari Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo. Saat menjelang subuh, naskah proklamasi berhasil diselesaikan dan Ir. Soekarno membuka pertemuan dengan para hadirin. Ir. Soekarno menyarankan kepada seluruh yang hadir itu agar menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Saran Ir. Soekarno itu di perkuat oleh Drs. Moh. Hatta dengan mengambil contoh Declaration Of Independence) Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat) yang ditandatangani oleh 13 utusan dari negara-negara bagian. namun usul itu ditentag oleh seorang toko golongan pemuda yaitu Sukarni, Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni itu diterima dengan baik oleh para hadirin. Setelah mendapat persetujuan, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik sesuai dengan naskah tulisan tangannya yang telah mengalami perubahan-perubahan yang telah disepakatinya.
3.      Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pertemuan yang menghasilkan naskah Proklamasi Kemerdeka Indonesia berlangsung pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari. Setelah terwujud naskah proklamasi, muncul maslah baru, yaitu bagaimana cara menyebarluaskan naskah tersebut keseluruh penjuru wilayah Indonesia.
Sementara itu, Sukarni melaporkan bahwa lapangan Ikada (sekarang bagian tenggara lapangan Monumen Nasional) telah dipersiapkan sebagai tempat berkumpul masyarakat Jakarta untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi jalan-jalan menuju Lapangan Ikada dijaga ketat oleh pasukan Jepang dengan bersenjata lengkap. keadaan seperti itu sangat rawang bentrokan yang mungkin terjadi antara rakyat yang mendukun proklamasi kemerdekaan Indonesia dan pasukan Jepang.
Di pihak lain, Ir. Soekarno menganggap bahwa apabila proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Lapangan Ikada, dikhawatirkan akan mengalami kegagalan akibat terjadinya bentrokn antara rakyat Indonesia dan pihak Jepang. Oleh karena itu, di sepakati bahwa pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada hari jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (pertengahan bulan Ramadhan). Soekarno mengucapkan piudato pendahuluan sebelum membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Saudara-saudara sekalian, saya yang meminta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuan untuk kemerdekaan tanah Air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.
Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib Tanah Air kita dalam tangan kita sendiri.
Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya. maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia. Permusyawaraan itu telah seiya sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktu untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara, dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarlah Proklamasi kami

Proklamasi
                        Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia
            Hal-hal yang mengenai pemindahan pekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
                                                                        Jakarta, hari 17 Bulan 8 tahun ‘45
                                                                             Atas nama Bangsa Indonesia
   Soekarno – Hatta
           
                        Demikianlah saudara-saudara, kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat Tanah air kita. Mulai saat ini kita menyusun negara kita. Negara merdeka negara Republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi, Insya Allah Tahun memberkati kemerdekaan kita itu.

C.    PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
1.      Penyebarluasan Berita Proklamasi
Sambutan dan dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia cukup luas di kalangan masyarakat Indonesia. Berita tentang proklamasi tersebut menyebar hampir seluruh penjuruh tanah air. Berita tersebut menyebar melalui media massa surat kabar maupun radio.
Walauoun masih dikuasai oleh tentara Jepang, ternyata radio merupakan sarana penting di dalam menyebarluaskan berita proklamasi. Tokoh pergerakan bangsa Indonesia yang bekerja pada stasiun radio antara lain Maladi dan Yusuf Ronodipura. semua stasiun radio dan stasiun kereta api di pulau Jawa merupakan sarana untuk meneruskan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia agar sampai kepada masyarakat Indonesia. kantor berita Jepang, Domei dapat dikacaukan, bahwa berita kemerdekaan Indonesia dapat tersebar hingga keluar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Sinar api kemerdekaan Indonesia itupun terus merayap ke mana-mana, ke seluruh pelosok Pulau jawa kemudian menyebrang lautan menuju ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Surat kabar yang pertama kali menyiarkan berita tentang Prokamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja yang terbit di Bandung dan SoearaAsia yang terbit di Surabaya. penyambutan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan pelucutan senjata untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Disamping melalui siaran radio, koran dan selebaran-selebaran, berita proklamasi secara resmi dibawa oleh para utusan yang kebetulan menghadiri sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan menyaksiakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Utusan-utusan ituy di antaranya. Teuku Muhammad hasan (Ace), Sam Ratulangi (Sulawesi) Ketut Pudja (Bali), A.A. Hamidan (Kalimantan).
2.      Dukungan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a.      Rapat Raksasa di lapangan Ikada
Pada tanggal 19 Agustus 1945 direncanakan akan diadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) dengan tujuan agar para pemimpin bangsa Indonesia dapat berbicara langsung di hadapan rakyat Indonesia, Rakyat telah siap menunggu perintah dan tugas-tugas selajutnya dalam rangka mendukung dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
      Penyelenggaraan rapat raksasa di Lapangan Ikada ini dipelopori oleh kalangan pemuda. Para pemuda (Khususnya yang berada di Jakarta dan sekitarnya) telah siap menerima perintah dari para pemimpin Republik Indonesia, tetapi perintah yang ditunggu itu tidak kunjung datang hingga tanggal 19 Agustus 1945. Oleh karena itu pad tanggal 19 Agustus 1945 diperkirakan sekitar 200- 300 ribu rakyat yang berkumpul di Lapangan Ikada. rakyat yang terdiri atas atas unsur-unsur rakyat yang berasal dari Jakarta, tangerang, Bekasi, dan sekitarnya, serta para pemuda yang berasal dari Seinendan, Keibodan, Barisan Pelopor, dan BKR.
      persiapan penyelenggaraan rapat raksasa itu dilakukan secara beranting oleh organisasi pemuda, BKR, Barisan Pelopor, Pamong Desa, API, RT, Pelajar dan Hisbullah. Walaupun demikian, rapat raksasa yang di lakukan di Lapangan Ikada itu mengalami banyak hambatan seperti
1.      Pada tanggal 16 Agustus 1945, Jepang mengeluarkan pernyataan yang melarang pelaksanaan rapat-rapat.
2.      Adanya pro dan kontra di kalangan para menteri, mengingat bahaya yang timbulkan terhadap larangan dari Jepang itu.
3.      Pada saat terlaksananya rapat itu, Lapangan Ikada dijaga ketat dalam radius satu kilometer oleh pasukan tank, pasukan pejalan kaki, dan tentara Jepang yang dilengkapi dengat bayonet.
Berbagai hambatan itu dapat dihadapinya dan Presiden Soekarno mengucapkan pidato singkat sebagai berikut :
“. . . Sebenarnya Perintah Republik Indonesia telah memberikan perintah untuk membatalkan rapat ini. Tetapi karena saudara-saudara memaksa, maka saya datang ke sini lengkap dengan menteri-menteri. Saya sekarang berbicara sebagai saudaramu, Bung Karno. Saya minta saudara-saudara tinggal tenang dan mengerti akan pimpinan yang diberikan oleh Perintah Republik Indonesia. kalau memang saudara percaya kepada pemerintah Republik Indonesia yag akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan ini, walaupun kami akan robek karenanya. Maka berikanlah kepercayaan itu kepada kami, dengan tunduk kepada perintah-perintah kami dan disipliner. Sesudah perintah ini, marilah kita sekarang pulang dengan tenang dan tentram . . .”
setelah mendengar pidato Bung Karno, rakyat beransur-ansur pulang dengan tertip. Kemerdekaan telah menjadi dambaan bangsa Indonesia sejak beratus-ratus tahun yang silam, bahkan mereka siap berkorban haya untuk mencapai dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, rpat di Lapangan Ikada merupakan gambaran tekad bangsa indonesia untuk tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara dari segala bentuk penjajahan dan kekuasaan bangsa asing.

b.     Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono XI
Dalam upaya mewujudkan negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Atas dukungannya Sri Sultan Hamengku Buwono IX memberikan pernyataan sebagai berikut
Kami Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan :
1.      Bahwa negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewah dari Negara Republik Indonesia;
2.      Bahwa kami sebagai kepala daerah memegang segala kekuasaan dalam negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan oleh karena itu, berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala utusan pemerintah dalam negeri Ngayogyakarta Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaa lain kami pegang seluruhnya;
3.      Bahwa hubungan antara negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami bertanggung jawab atas negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Kami memerintahkan supaya segenap penduduk dalam negeri Ngayogyakarta Hadiningratmengindahkan amanat kami ini.

Hamengku Buwono IX

Melalui pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu, negeri Ngayogyakarta Hadiningrat secara resmi menjadi bagian wilayah kekuasaan negara republik indonesia dengan kedudukannya sebagai daerah istimewah. pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu mendapat sambutan dari seluruh rakyat Indonesia untuk diberikan dukungan serta mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.

3.      Tindakan-tindakan Heroik di Berbagai Kota
Rapat raksasa di Lapangan Ikada hanya berlangsung beberapa menit dan berhasil mempertemukan rakyat dengan pemerintah Republik Indonesia Semen    tara itu, di seluruh daerah kekuasaan Republik Indonesia terjadi perebutan kekuasaan, baik dilakukan dengan cara kekarasan maupun dilakukan dengan jalan perundingan. Tindakan-tindakan bangsa Indonesia dalam merebut kekuasaan dari tangan Jepang dilakukan denga merebut tempat-tempat yang dianggap penting dan merebut persenjataan Jepang. Daerah-daerah yang bergejolak itu adalah sebagai berikut :
Di Surabaya selama sebulan Sepember 1945, terjadi perebutan senjata di arsenal (gudang mesiu0 Don Bosco dan perebutan Markas Pertahanan di Jawa Timur. Selain itu, juga dilakukan perebutan atas pangkalan Angkatan Laut di ujung beserta Markas Tentara Jepang dan juga pabrik-pabrik yang terbesar di seluruh kota.
            Pada tanggal 22 September 1945 terjadi insiden bendera di Hotel Yamato. Insiden terjadi ketika orang-orang Belanda bebas tawanan Jepang menduduki hotel itu dengan bantuan pasukan Sekutu yang diterjunkan di Gunung Sari. Orang-orang Belanda mengibarkan bendera Belanda di puncak tiang bendera Hotel Yamato. Keadaa itu memancing kemarahan pemuda Indonesia. Hotel itu diserbu para pemuda setelah pemerintah Residen Soedirman untuk menurunkan bendera ditolak oleh belanda. Beberapa orang pemuda akhirnya mengambil langkah-langkah keras, yaitu memanjat atap hotel dan menurunkan bendera Belanda dengan menyobek warna biru serta menaikkan kembali bendera Merah Putih. Sasaran berikutnya adalah Markas Kempetai yang dianggap sebagai lambang kekejaman pemerintah Jepang (kantor itu terletak di depan kantor Gubernur Jawa Timur sekarang).
Di Yogyakarta perebutan kekuasaan di daerah Yogyakarta dilakukan secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. ejak pukul 10.00 pagi semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan yang di kuasai oleh Jepang mengadakan 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan berikan komentar tentang artikel ini. jimmydj81.blogspot.com berhak menyaring Komentar yang akan ditampilkan.